Ketika Langit Bertabur Bintang Memudar - Jurnal Terkini - Analisa Fakta-Data Terkini
Jurnal Terkini :
Home » » Ketika Langit Bertabur Bintang Memudar

Ketika Langit Bertabur Bintang Memudar

Written By Unknown on Monday, July 23, 2012 | 9:13 PM

CAHAYA artifisial yang dihasilkan dari gemerlapnya lampu-lampu perkotaan di muka bumi, ternyata berdampak buruk karena menimbulkan polusi cahaya yang mengubah dongeng nenek moyang tentang gemerlapnya langit bertabur bintang.

:http://jurnalterkini.com"/
Foto satelit yang memperlihatkan penyebaran cahaya artifisial yang menutupi langit malam (VoA/NASA)
Kini, langit bertabur bintang itu hampir menjadi cerita masa lalu, saat api obor dan kegelapan masih menjadi sahabat manusia zaman lampau. Langit bertabur bintang itu memudar ditutupi pantulan cahaya merah muda yang berbau.

Cahaya artifisial sendiri mulai digemari manusia ketika cahaya gas ditemukan pada 1800-an yang kemudian berkembang dengan adanya penemuan lampu pijar pada abad berikutnya.

Selain menutupi cahaya bintang, cahaya artifisial di seluruh penjuru dunia juga menyulitkan observasi para astronomi yang melakukan pengamatan angkasa melalui teleskop. Cahaya artifisial juga mengancam ekosistem dan kesehatan manusia.

Menurut Ian Cheney, sutradara film dokumenter "The City Dark" --bertema hilangnya langgit malam--, sebagian besar anak-anak di dunia tumbuh tanpa bisa melihat Galaksi Bimasakti, gugusan cahaya yang merangkum ratusan juta, bahkan miliaran bintang serta matahari yang menyinari bumi.

Galaksi Bimasakti pada era 80-an terlihat jelas, kini berubah suram akibat cahaya-cahaya artifisial itu. Masih ingat dalam pelajaran fisika dan astronomi bahwa galaksi terbesar dalam tata surya itu membentuk kabut cahaya di tengah kegelapan malam.

Cheney terinspirasi membuat film dokumenter itu juga berawal dari pengalaman masa kecilnya yang begitu menikmati indahnya gemerlap cahaya bintang di peternakan milik keluarganya di sebuah desa di negara bagian AS, Maine.

“Kita dapat melihat nanti, seiring evolusi manusia, apa arti dari hal itu. Apakah artinya kita memiliki lebih sedikit ilmuwan, lebih sedikit penyair, atau lebih sedikit filsuf. Tapi saya yakin pemandangan langit malam yang memukau memberikan inspirasi tiada akhir,” kata Cheney.

Tak hanya inspirasi, pengetahuan ilmiah yang bisa digali karena para ahli astronomi melihat ke angkasa untuk mencari petunjuk asal muasal semesta.

Kembali ke persoalan sulitnya observasi angkasa oleh para astronom, Irving Robbins, profesor astronomi dari College of Staten Island menyatakan pengamatan menjadi terbatas. “Jika Anda melihat ke langit, Anda seperti melihat lukisan yang indah. Tapi sekarang lukisan itu terhapus, dan yang tersisa hanya beberapa bercak. Itulah yang dilakukan polusi cahaya.” tuturnya.

Tak heran, kelompok pecinta lingkungan menyerukan pengehmatan cahaya artifisial karena berdampak besar pada kelestarian kehidupan di muka bumi. 

Cahaya artifisial melalui lampu-lampu pijar telah mengganggu ritme circadian atau ritme biologis yang tergantung dari siklus gelap dan terang selama 24 jam.

Richard Stevens, epemiolog dari Pusat Kesehatan University of Connecticut mengatakan telah terbukti penyakit kanker payudara di negara-negara industri meningkat seiring dengan banyanya wanita yang bekerja di bawah cahaya artifisial pada malam hari.

“Dan faktanya, Badan Internasional untuk Riset Kanker, yang merupakan bagian dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), hanya dua tahun lalu mengklasifikasikan pembagian waktu kerja sebagai unsur yang kemungkinan karsinogen, atau menyebabkan kanker.”

Produsen lampu sekarang ini merespon naiknya permintaan akan lampu bohlam yang menyerupai cahaya natural, dan banyak usaha dilakukan di dunia untuk melakukan “preservasi langit gelap,” dengan polusi cahaya yang minim.

Melalui film dokumenter "The City Dark", Cheney mengharapkan ada upaya penyelamatan langit bumi dari polusi cahaya, yaitu mengurangi penggunaan energi listrik sehingga turut menurunkan pemakaian lampu-lampu pijar yang secara pandangan mata terlihat indah, namun kenyataannya gemerlap langit bertabur bintang makin memudar sehingga berdampak luas bagi kehidupan umat manusia. (sumber: VoA)
Share this article :

1 comment:

  1. Di harapkan kita bijaksana dalam penggunaan energi listrik ya sob.. :)
    Mksh share infonya :)

    ReplyDelete

http://picasion.com/i/1UKkh/
 
Support : Copyright © 2011. Jurnal Terkini - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya