Seorang warga memperlihatkan air kemasan galon yang mengandung debu pasir karat dan jentik |
Meranti, Riau (Jurnal) - Belum maksimalnya pendistribusian layanan air bersih ke rumah-rumah di Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, mengakibatkan usaha bidang isi ulang air kemasan galon makin ramai dan menggiurkan.
Ironisnya besarnya peluang usaha penyediaan air minum ini kurang diperhatikan sehingga menimbulkan berbagai masalah yang seolah-olah sulit untuk dihentikan.
Meski kasus demi kasus yang diduga akibat kecerobohan pengusaha layanan air isi ulang dalam kemasan terus memakan korban, namun seolah-olah bukan menjadi masalah serius bagi pihak terkait dan instasi terkait.
Kali ini, giliran pihak-pihak yang menjadi korban atas keserakahan pengusaha pebisnis air kemasan galon isi ulang sepertinya posisinya tetap saja dimanjakan dan tidak ditindak secara tegas.
Mubarok (27 thn), warga Insit Perjuangan Ujung serta beberapa warga sekitarnya mengadukan keluhanya kepada wartawan media ini di salah satu kedai kopi di Jalan Imam Bonjol Selatpanjang pada Kamis (17/5) sore pukul 15.00 WIB.
Ia mengaku bingung harus mengadu kemana setelah pada Rabu(16/5) siang, rumah orang tuanya di Insit Perjuangan sedang menggelar hajatan kenduri.
Seiring perjalanan waktu, usai makan bersama, seperti umumnya sebelum pulang para tamu undangan dipersilahkan menikmati berbagai jenis hidangan dan minumam mulai dari kopi, teh, susu,minuman buah hingga minuman ala kadarnya yaitu air putih biasa.
"Agar ketersediaan air minum terpenuhi, kami menyediakakan sebanyak delapan galon untuk para tamu undangan. Ketika air galon tinggal 2, tiba-tiba ada tamu undangan yang menjulur-julurkan lidahnya seperti bermaksud mengeluarkan makanan yang telah dimasukkan dalam mulutnya. Hal ini dilakukan empat rekannya satu meja, usut punya usut hal ini dilakukan karena mereka baru mengetahui bahwa air yang mereka minum dari galon bermerek K&W ternyata bercampur serbuk besi karat berwarna coklat, setelah diguncang ternyata jentik nyamuk pun berserakan dalam air," tuturnya panjang lebar.
"Untung saja, tamu yang hadir tinggal tetangga. Kalau saja kejadian tersebut lagi ramai-ramainya tamu dari tempat lain, pastinya suasana berubah ricuh atau bubar gara-gara air putih dalam kemasan merek K&W yang kami sediakan ternyata air kotor bercampur serbuk dan butiran besi,juga jentik nyamuk," katanya lagi.
Karena acara hampir selesai, jumlah tamu tinggal puluhan orang dan mereka adalah sana family serta tetangga, maka kejadian tersebut dapat segera direda. Namun yang namanya informasi dalam hitungan detik menyebar kemana-mana, mau tidak mau ia berupaya mencari alamat penyedia air gallon merek K& W.
"Dan baru Kamis siang ini kami jumpai setelah mencari sejak semalam. Sebab tempat operasionalnya berada dalam bengkel, tidak pakai plang nama dan waktu itu pemilik bengkel pun mengaku, tidak tau soal air kemasan K&W, eeeeh tak taunya setelah didesa kawan kawan wartawan mereka mau menampakkan batang hidungnya," ucapnya.
Setelah kurang lebih satu jam pemilik usaha penyulingan air galon berkilah, seolah tidak mau disalahkan. Bahkan mereka mengaku sudah satu bulan tidak beroperasi karena air bersih tidak ada, belum lagi suplai air galon yang mereka lakukan tidak sampai kewilayah terjadinya permasalahan,serta adanya upaya pengelabuan bahwa air mineral yang disebut-sebut bermasalah tersebut bukan miliknya, namun berkat bujukan wartawan media ini akhirnya, Awi pemilik usaha yang sembunyi dalam gudang bersedia menemui para korban dan wartawan media ini.
Sambil menunjukan lembaran surat kepada wartawan ini diantaranya surat izin usaha yang disalahgunakan, dari izin depot air isi ulang, dijadikan suplay air kemasyarakatserta bukti pembayaran pajak yang sudah kusam, termasuk bukti pengecekan yang dilakukan oleh petugas tertanggal 14 Maret 2012 dan 21 Desember 2012 oleh petugas dari Pemerintah Provinsi Riau, Awi pemilik depot yang seolah-olah tidak paham itu, mengaku tidak tau kalau air yang diproduksinya mengandung butiran debu, pasir dan jentik-jentik nyamuk. (isk/def)
Ironisnya besarnya peluang usaha penyediaan air minum ini kurang diperhatikan sehingga menimbulkan berbagai masalah yang seolah-olah sulit untuk dihentikan.
Meski kasus demi kasus yang diduga akibat kecerobohan pengusaha layanan air isi ulang dalam kemasan terus memakan korban, namun seolah-olah bukan menjadi masalah serius bagi pihak terkait dan instasi terkait.
Kali ini, giliran pihak-pihak yang menjadi korban atas keserakahan pengusaha pebisnis air kemasan galon isi ulang sepertinya posisinya tetap saja dimanjakan dan tidak ditindak secara tegas.
Mubarok (27 thn), warga Insit Perjuangan Ujung serta beberapa warga sekitarnya mengadukan keluhanya kepada wartawan media ini di salah satu kedai kopi di Jalan Imam Bonjol Selatpanjang pada Kamis (17/5) sore pukul 15.00 WIB.
Ia mengaku bingung harus mengadu kemana setelah pada Rabu(16/5) siang, rumah orang tuanya di Insit Perjuangan sedang menggelar hajatan kenduri.
Seiring perjalanan waktu, usai makan bersama, seperti umumnya sebelum pulang para tamu undangan dipersilahkan menikmati berbagai jenis hidangan dan minumam mulai dari kopi, teh, susu,minuman buah hingga minuman ala kadarnya yaitu air putih biasa.
"Agar ketersediaan air minum terpenuhi, kami menyediakakan sebanyak delapan galon untuk para tamu undangan. Ketika air galon tinggal 2, tiba-tiba ada tamu undangan yang menjulur-julurkan lidahnya seperti bermaksud mengeluarkan makanan yang telah dimasukkan dalam mulutnya. Hal ini dilakukan empat rekannya satu meja, usut punya usut hal ini dilakukan karena mereka baru mengetahui bahwa air yang mereka minum dari galon bermerek K&W ternyata bercampur serbuk besi karat berwarna coklat, setelah diguncang ternyata jentik nyamuk pun berserakan dalam air," tuturnya panjang lebar.
"Untung saja, tamu yang hadir tinggal tetangga. Kalau saja kejadian tersebut lagi ramai-ramainya tamu dari tempat lain, pastinya suasana berubah ricuh atau bubar gara-gara air putih dalam kemasan merek K&W yang kami sediakan ternyata air kotor bercampur serbuk dan butiran besi,juga jentik nyamuk," katanya lagi.
Karena acara hampir selesai, jumlah tamu tinggal puluhan orang dan mereka adalah sana family serta tetangga, maka kejadian tersebut dapat segera direda. Namun yang namanya informasi dalam hitungan detik menyebar kemana-mana, mau tidak mau ia berupaya mencari alamat penyedia air gallon merek K& W.
"Dan baru Kamis siang ini kami jumpai setelah mencari sejak semalam. Sebab tempat operasionalnya berada dalam bengkel, tidak pakai plang nama dan waktu itu pemilik bengkel pun mengaku, tidak tau soal air kemasan K&W, eeeeh tak taunya setelah didesa kawan kawan wartawan mereka mau menampakkan batang hidungnya," ucapnya.
Setelah kurang lebih satu jam pemilik usaha penyulingan air galon berkilah, seolah tidak mau disalahkan. Bahkan mereka mengaku sudah satu bulan tidak beroperasi karena air bersih tidak ada, belum lagi suplai air galon yang mereka lakukan tidak sampai kewilayah terjadinya permasalahan,serta adanya upaya pengelabuan bahwa air mineral yang disebut-sebut bermasalah tersebut bukan miliknya, namun berkat bujukan wartawan media ini akhirnya, Awi pemilik usaha yang sembunyi dalam gudang bersedia menemui para korban dan wartawan media ini.
Sambil menunjukan lembaran surat kepada wartawan ini diantaranya surat izin usaha yang disalahgunakan, dari izin depot air isi ulang, dijadikan suplay air kemasyarakatserta bukti pembayaran pajak yang sudah kusam, termasuk bukti pengecekan yang dilakukan oleh petugas tertanggal 14 Maret 2012 dan 21 Desember 2012 oleh petugas dari Pemerintah Provinsi Riau, Awi pemilik depot yang seolah-olah tidak paham itu, mengaku tidak tau kalau air yang diproduksinya mengandung butiran debu, pasir dan jentik-jentik nyamuk. (isk/def)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !