Karimun, Kepri (Jurnal) - Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Karimun menyurati Kepolisian Daerah (Polda) Kepulauan Riau (Kepri) agar menyelidiki penyebab kelangkaan bahan bakar minyak di Kabupaten Karimun yang merugikan angkutan umum.
"Kami akan surati Polda Kepri agar tim pengawasan BBM bersubsidi yang dibentuk di Polres-polres bekerja maksimal mengawasi serta menyelidiki kelangkaan BBM, terutama di Kabupaten Karimun," kata Ketua DPC Organda Karimun Amirullah di Tanjung Balai Karimun, Jumat.
Amirullah mengatakan kelangkaan BBM terutama jenis bensin di SPBU Tanjung Balai Karimun sangat merugikan sopir angkutan umum karena terpaksa membeli bensin eceran di kios-kios yang harganya lebih mahal.
"Di kios eceran, bensin sebanyak 20 liter untuk kebutuhan satu hari dijual mencapai Rp120.000. Sedangkan di SPBU hanya Rp90.000. Sopir dirugikan apalagi pendapatan setiap hari menurun akhir-akhir ini," katanya.
Dia meminta Polda Kepri mengusut dugaan penyimpangan penjualan BBM di SPBU yang diduga dinikmati oleh kelompok tertentu.
"Masalah ini sudah sejak lama kami laporkan kepada pemerintah daerah namun tidak ada tanggapan. Kami telah melaporkan adanya kendaraan yang mengisi BBM berulang-ulang, BBM yang dibeli itu kemudian dijual lagi secara eceran," ucapnya.
Dia berharap persoalan sering putusnya BBM di SPBU Karimun tidak terjadi di kemudian hari. "Pengawasan pendistribusian BBM bersubsidi dari pihak-pihak terkait harus ditingkatkan untuk mencegah penyelewengan," tambahnya. (rus)
"Kami akan surati Polda Kepri agar tim pengawasan BBM bersubsidi yang dibentuk di Polres-polres bekerja maksimal mengawasi serta menyelidiki kelangkaan BBM, terutama di Kabupaten Karimun," kata Ketua DPC Organda Karimun Amirullah di Tanjung Balai Karimun, Jumat.
Amirullah mengatakan kelangkaan BBM terutama jenis bensin di SPBU Tanjung Balai Karimun sangat merugikan sopir angkutan umum karena terpaksa membeli bensin eceran di kios-kios yang harganya lebih mahal.
"Di kios eceran, bensin sebanyak 20 liter untuk kebutuhan satu hari dijual mencapai Rp120.000. Sedangkan di SPBU hanya Rp90.000. Sopir dirugikan apalagi pendapatan setiap hari menurun akhir-akhir ini," katanya.
Dia meminta Polda Kepri mengusut dugaan penyimpangan penjualan BBM di SPBU yang diduga dinikmati oleh kelompok tertentu.
"Masalah ini sudah sejak lama kami laporkan kepada pemerintah daerah namun tidak ada tanggapan. Kami telah melaporkan adanya kendaraan yang mengisi BBM berulang-ulang, BBM yang dibeli itu kemudian dijual lagi secara eceran," ucapnya.
Dia berharap persoalan sering putusnya BBM di SPBU Karimun tidak terjadi di kemudian hari. "Pengawasan pendistribusian BBM bersubsidi dari pihak-pihak terkait harus ditingkatkan untuk mencegah penyelewengan," tambahnya. (rus)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !