Karimun, Kepri (Jurnal Terkini) - Sejumlah ruas jalan di tiga kecamatan di Pulau Karimun Besar, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau memerah dengan api lampu colok yang mulai dinyalakan warga pada Rabu (15/8) malam.
Api lampu colok tampa menyala di sejumlah gapura berbentuk kubah atau miniatur masjid di beberapa ruas jalan, di antaranya di Kapling, Teluk Uma, Sei Raya, Kampung Harapan dan Jalan Pertambangan Sei Ayam, Kecamatan Tebing.
Penyalaan lampu colok merupakan tradisi tahunan di Kabupaten Karimun. Selain di Pulau Karimun Besar, festival rakyat itu juga digelar di pulau-pulau lain, seperti Pulau Kundur, Moro maupun Durai.
Warga membuat lampu colok dengan memotong kaleng bekas kemudian diberi sumbu dan dinyalakan dengan minyak tanah. Agar meriah, warga membangun gapura dengan kayu yang diberi kawat tempat menempelnya lampu colok yang dinyalakan pada malam hari.
Penyalaan gapura dengan lampu colok itu memantulkan cahaya merah sehingga menyemarakkan suasana pemukiman penduduk. Arus lalu lintas menjadi padat dan macet akibat ramainya kendaraan yang berlalu lalang hanya sekadar untuk menyaksikan festival menyambut malam tujuh likur atau malam 27 Ramadhan itu.
Pihak kepolisian setempat mengerahkan sejumlah anggotanya untuk membantu pengamanan dan mengantisipasi agar lalu lintas tidak macet dengan ramainya kendaraan yang melintas.
"Pemasangan lampu colok merupakan kegiatan menyambut malam tujuh likur, kami menyiapkan ribuan kaleng untuk pembuatan lampu colok," kata Zai, warga.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Karimun Syuryaminsyah mengatakan festival lampu colok merupakan agenda kepariwisataan tahunan yang dilaksanakan setiap bulan Puasa.
Pemerintah daerah, kata dia, menyiapkan hadiah uang pembinaan bagi gapura colok terbaik yang dinilai berdasarkan keindahan gapura dan keserasian api lampu colok.
"Kami membentuk dewan juri untuk menilai gapura mana yang terbaik dan mendapatkan hadiah," ujarnya. (rus)
Api lampu colok tampa menyala di sejumlah gapura berbentuk kubah atau miniatur masjid di beberapa ruas jalan, di antaranya di Kapling, Teluk Uma, Sei Raya, Kampung Harapan dan Jalan Pertambangan Sei Ayam, Kecamatan Tebing.
Lalu lintas di Sei Raya, Meral, Karimun padat dengan warga yang menyaksikan festival lampu colok |
Warga membuat lampu colok dengan memotong kaleng bekas kemudian diberi sumbu dan dinyalakan dengan minyak tanah. Agar meriah, warga membangun gapura dengan kayu yang diberi kawat tempat menempelnya lampu colok yang dinyalakan pada malam hari.
Penyalaan gapura dengan lampu colok itu memantulkan cahaya merah sehingga menyemarakkan suasana pemukiman penduduk. Arus lalu lintas menjadi padat dan macet akibat ramainya kendaraan yang berlalu lalang hanya sekadar untuk menyaksikan festival menyambut malam tujuh likur atau malam 27 Ramadhan itu.
Pihak kepolisian setempat mengerahkan sejumlah anggotanya untuk membantu pengamanan dan mengantisipasi agar lalu lintas tidak macet dengan ramainya kendaraan yang melintas.
"Pemasangan lampu colok merupakan kegiatan menyambut malam tujuh likur, kami menyiapkan ribuan kaleng untuk pembuatan lampu colok," kata Zai, warga.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Karimun Syuryaminsyah mengatakan festival lampu colok merupakan agenda kepariwisataan tahunan yang dilaksanakan setiap bulan Puasa.
Pemerintah daerah, kata dia, menyiapkan hadiah uang pembinaan bagi gapura colok terbaik yang dinilai berdasarkan keindahan gapura dan keserasian api lampu colok.
"Kami membentuk dewan juri untuk menilai gapura mana yang terbaik dan mendapatkan hadiah," ujarnya. (rus)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !