Karimun, Kepri (Jurnal Terkini) - Iklim investasi di kawasan perdagangan bebas atau free trade zone (FTZ) Karimun, Provinsi Kepulauan Riau makin menggeliat, hingga saat ini tercatat sebanyak 66 perusahaan yang menanamkan modalnya di kawasan tersebut.
Berdasarkan data dari Badan Pengusahaan FTZ Karimun, dari 66 perusahaan itu, sebanyak delapan di antaranya merupakan penanam modal asing.
Pemodal asing terbesar adalah PT Saipem Karimun Indonesia Branch asal Italia, perusahaan ini bergerak di bidang pembuatan anjungan lepas pantai dengan nilai investasi mencapai Rp171 miliar.
Kemudian, ada PT Oiltanking yang bergerak penampungan bahan bakar minyak. Oiltanking merupakan perusahaan besar yang menargetkan cabangnya di Karimun terbesar di Asia Pasific, pangsa pasarnya adalah kapal-kapal tanker di Selat Malaka.
Kebanyakan dari perusahaan asing lainnya adalah bergerak di bidang industri galangan kapal atau shipyard, seperti PT Karimun Sembawang Shipyard, KM Multi Ocean Shipyard, PT Tri Karya Alam.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Kabupaten Karimun Dwi Untung mengatakan, investor di kawasan FTZ masih didominasi perusahaan swasta dari luar Karimun.
"Pengusaha lokal yang membuka usahanya di Karimun masih kecil, hanya satu perusahaan galangan kapal dan beberapa perusahaan sub-kontraktor," kata dia.
Dwi Untung mengatakan perusahaan lokal lebih banyak mendirikan usahanya di luas kawasan FTZ.
"Kalah pengurusan perizinan di FTZ memang tidak terlalu rumit, tapi perusahaan lokal masih belum banyak di sana," tambahnya. (rus)
Berdasarkan data dari Badan Pengusahaan FTZ Karimun, dari 66 perusahaan itu, sebanyak delapan di antaranya merupakan penanam modal asing.
Pemodal asing terbesar adalah PT Saipem Karimun Indonesia Branch asal Italia, perusahaan ini bergerak di bidang pembuatan anjungan lepas pantai dengan nilai investasi mencapai Rp171 miliar.
Kemudian, ada PT Oiltanking yang bergerak penampungan bahan bakar minyak. Oiltanking merupakan perusahaan besar yang menargetkan cabangnya di Karimun terbesar di Asia Pasific, pangsa pasarnya adalah kapal-kapal tanker di Selat Malaka.
Kebanyakan dari perusahaan asing lainnya adalah bergerak di bidang industri galangan kapal atau shipyard, seperti PT Karimun Sembawang Shipyard, KM Multi Ocean Shipyard, PT Tri Karya Alam.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Kabupaten Karimun Dwi Untung mengatakan, investor di kawasan FTZ masih didominasi perusahaan swasta dari luar Karimun.
"Pengusaha lokal yang membuka usahanya di Karimun masih kecil, hanya satu perusahaan galangan kapal dan beberapa perusahaan sub-kontraktor," kata dia.
Dwi Untung mengatakan perusahaan lokal lebih banyak mendirikan usahanya di luas kawasan FTZ.
"Kalah pengurusan perizinan di FTZ memang tidak terlalu rumit, tapi perusahaan lokal masih belum banyak di sana," tambahnya. (rus)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !