Densus 88 menangkap 11 terduga teroris jaringan baru di empat daerah berbeda yaitu, Solo, Jakarta, Madiun, Bogor, yang berencana menyerang Kedubes AS dan kantor PT Freeport di Jakarta.
Unit khusus anti teror Polri atau Densus 88 saat melakukan penggerebekan atas sebuah rumah di Solo, Jawa Tengah (27/10) (foto: AP). |
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Suhardi Aliyus di Jakarta Sabtu menjelaskan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror sejak Jum’at Malam hingga Sabtu siang berturut-turut melakukan penangkapan terduga teroris di Madiun, Solo, Bogor dan Jakarta.
Ke 11 terduga teroris ini menurut Aliyus adalah kelompok baru yang menamakan dirinya adalah Haraqah Suni untuk Masyarakat Indonesia (HASMI). Pihak peyidik kepolisian, hingga kini masih melakukan pemeriksaan terhadap ke 11 orang ini diantaranya menyangkut soal keterkaitannya dengan penangkapan jaringan kelompok Al Qaidah Indonesia dengan para tokohnya yaitu Badri Hartono.
Suhardi Aliyus mengatakan, "Nama kelompok terduga teroris ini adalah HASMI singkatan dari Haraqah Suni untuk Masyarakat Indonesia. Yang pertama adalah di Perumahan Puri Amarta Residence No B3 desa Josenen Kecamatan Taman Kodya Madiun. Yang pertama Agus Anton alias toriq, kemudian Warso alias Kurniawan. Kemudian di Solo Jawa Tengah, yang pertama adalah Abu Hanifah pimpinan kelompok Hasmi. Ditangkap di Jl Lawu Timur Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Solo. Kemudian Harun ditangkap di Jl Sumpah Pemuda Dukuh Wonowoso Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Solo. Kemudian Budianto alias Ari alias Ahmadun. Lalu di Jl Neglasari Kidul Kelurahan Leuwi Mekar Kecamatan Leuwiliang Bogor atas nama Emir alias Emirat, lalu Zainuddin dan Usman. Lalu yang terakhir di Jl Palmerah Barat 2 Kelurahan Palmerah Kecamatan Palmerah Jakarta pertama Azhar, kedua Herman dan Narto."
Suhardi menambahkan dalam penangkapan kelompok terduga teroris di 4 daerah itu, Densus 88 menemukan sejumlah barang bukti diantaranya adalah tabung gas elpiji yang sudah diisi bahan berdaya ledak tinggi. Selain itu, Densus juga menemukan buku panduan pembuatan bom, sejumlah bom siap ledak, bahan baku pembuatan bom yang masih dalam proses perakitan, sejumlah amunisi dari berbagai kaliber, serta detonator.
Menurut Suhardi, kelompok ini berencana meledakkan beberapa lokasi diantaranya kantor Konsulat Jendral Amerika di Surabaya dan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.
"Sasarannya dari kelompok Hasmi ini adalah Konsulat Jendral Amerika Serikat di Jl Citra Raya Surabaya. Kemudian sasaran kedua adalah Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta. Sasaran ke tiga adalah Plaza 89 yang di depannya ada Kedubes Australia dan di dalamnya ada kantor Freeport. Dan sasaran ke empat adalah Markas komandio Brimob Srondol Jawa Tengah," ujar Suhardi.
Kendati demikian, Suhardi Aliyus mengaku pihaknya belum mengetahui kapan bom tersebut akan diledakkan.
Menurut pengamat teroris Al Chaidar, kelompok Haraqah Suni untuk Masyarakat Indonesia (HASMI) adalah kelompok lama dengan nama baru. Kepada VoA ia menjelaskan, 11 terduga teroris yang ditangkap di lokasi berbeda ini berencana melakukan serangan akhir tahun ini, dengan sasaran kepolisian dan simbol Amerika.
"Ya ini kelompok-kelompok yang sebenarnya adalah kelompok lama yang berencana melakukan serangan di akhir tahun ini. Dan saya melihat target-target nya itu masih target lama juga seperti kepolisian dan beberapa tempat-tempat yang mereka anggap sebagai simbol Amerika dan sebagainya," papar Al Chaidar.
Al Chaidar menambahkan, kelompok Hasmi ini, berkaitan dengan kelompok teroris dari kelompok Hisbah pimpinan Sigit Qurdowi. Ideologi yang dipegang Hasmi menurutnya, relatif sama dengan ideologi dari kelompok Hisbah yang merupakan pecahan dari kelompok Jamaah Islamiah (JI). Sigit Qurdowi telah tewas ditembak polisi pada 2011 lalu.
Baik kedutaan Amerika maupun Australia tidak berkomentar mengenai penangkapan itu, dan belum diungkap sudah seberapa jauh rencana serangan tersebut.
Ke 11 terduga teroris ini menurut Aliyus adalah kelompok baru yang menamakan dirinya adalah Haraqah Suni untuk Masyarakat Indonesia (HASMI). Pihak peyidik kepolisian, hingga kini masih melakukan pemeriksaan terhadap ke 11 orang ini diantaranya menyangkut soal keterkaitannya dengan penangkapan jaringan kelompok Al Qaidah Indonesia dengan para tokohnya yaitu Badri Hartono.
Suhardi Aliyus mengatakan, "Nama kelompok terduga teroris ini adalah HASMI singkatan dari Haraqah Suni untuk Masyarakat Indonesia. Yang pertama adalah di Perumahan Puri Amarta Residence No B3 desa Josenen Kecamatan Taman Kodya Madiun. Yang pertama Agus Anton alias toriq, kemudian Warso alias Kurniawan. Kemudian di Solo Jawa Tengah, yang pertama adalah Abu Hanifah pimpinan kelompok Hasmi. Ditangkap di Jl Lawu Timur Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Solo. Kemudian Harun ditangkap di Jl Sumpah Pemuda Dukuh Wonowoso Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Solo. Kemudian Budianto alias Ari alias Ahmadun. Lalu di Jl Neglasari Kidul Kelurahan Leuwi Mekar Kecamatan Leuwiliang Bogor atas nama Emir alias Emirat, lalu Zainuddin dan Usman. Lalu yang terakhir di Jl Palmerah Barat 2 Kelurahan Palmerah Kecamatan Palmerah Jakarta pertama Azhar, kedua Herman dan Narto."
Suhardi menambahkan dalam penangkapan kelompok terduga teroris di 4 daerah itu, Densus 88 menemukan sejumlah barang bukti diantaranya adalah tabung gas elpiji yang sudah diisi bahan berdaya ledak tinggi. Selain itu, Densus juga menemukan buku panduan pembuatan bom, sejumlah bom siap ledak, bahan baku pembuatan bom yang masih dalam proses perakitan, sejumlah amunisi dari berbagai kaliber, serta detonator.
Menurut Suhardi, kelompok ini berencana meledakkan beberapa lokasi diantaranya kantor Konsulat Jendral Amerika di Surabaya dan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.
"Sasarannya dari kelompok Hasmi ini adalah Konsulat Jendral Amerika Serikat di Jl Citra Raya Surabaya. Kemudian sasaran kedua adalah Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta. Sasaran ke tiga adalah Plaza 89 yang di depannya ada Kedubes Australia dan di dalamnya ada kantor Freeport. Dan sasaran ke empat adalah Markas komandio Brimob Srondol Jawa Tengah," ujar Suhardi.
Kendati demikian, Suhardi Aliyus mengaku pihaknya belum mengetahui kapan bom tersebut akan diledakkan.
Menurut pengamat teroris Al Chaidar, kelompok Haraqah Suni untuk Masyarakat Indonesia (HASMI) adalah kelompok lama dengan nama baru. Kepada VoA ia menjelaskan, 11 terduga teroris yang ditangkap di lokasi berbeda ini berencana melakukan serangan akhir tahun ini, dengan sasaran kepolisian dan simbol Amerika.
"Ya ini kelompok-kelompok yang sebenarnya adalah kelompok lama yang berencana melakukan serangan di akhir tahun ini. Dan saya melihat target-target nya itu masih target lama juga seperti kepolisian dan beberapa tempat-tempat yang mereka anggap sebagai simbol Amerika dan sebagainya," papar Al Chaidar.
Al Chaidar menambahkan, kelompok Hasmi ini, berkaitan dengan kelompok teroris dari kelompok Hisbah pimpinan Sigit Qurdowi. Ideologi yang dipegang Hasmi menurutnya, relatif sama dengan ideologi dari kelompok Hisbah yang merupakan pecahan dari kelompok Jamaah Islamiah (JI). Sigit Qurdowi telah tewas ditembak polisi pada 2011 lalu.
Baik kedutaan Amerika maupun Australia tidak berkomentar mengenai penangkapan itu, dan belum diungkap sudah seberapa jauh rencana serangan tersebut.
VoA untuk jurnalterkini
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !