Senin petang (26/3), KBRI Washington DC membuka resmi 'Indonesian Mini Film Festival' yang memutar tiga film Indonesia: Lovely Man, Janji Joni dan Sang Penari. Pemutaran ketiga film ini diselenggarakan di gedung bioskop terpandang di kota Washington DC.
Bintang
film Nicholas Saputra turut hadir memeriahkan acara pembukaan
Indonesian Mini Film Festival yang pertama di AS (25/3 - foto: VOA/Made
Yoni).
|
WASHINGTON DC (Jurnal) - Indonesian Mini Film Festival yang diadakan selama tiga hari mulai 25 – 27 Maret 2013 adalah ajang pemutaran film Indonesia yang pertama diselenggarakan oleh KBRI.
Duta Besar RI untuk AS, Dino Patti Djalal yang membuka festival film ini mengatakan cukup puas dengan antusiasme masyarakat Indonesia dan Amerika akan festival ini. Tiket pertunjukan gratis yang harus dipesan secara online habis beberapa hari menjelang pelaksanaan festival.
“Jadi saya sangat terkesan dengan adanya respon dari masyarakat setempat. Yang jelas kita akan adakan assessment sampai hari ketiga dan kalau memang pasarnya bagus tentu kita akan merencanakan kegiatan yang lebih rutin,” kata Duta Besar Dino.
Dino Patti Djalal mengatakan melalui festival ini KBRI ingin memperkenalkan perkembangan filmIndonesia kepada masyarakat lokal sekaligus mempromosikan Indonesia sebagai negara lokasi syuting bagi industri film Hollywood.
“Beberapa waktu lalu saya menerima produser film Amerika Michael Mann, ia adalah produser film collateral seperti Heat dan Miami Vice, produser terkenal Hollywood, dia akan syuting di Indonesia tahun ini, jadi ini perkembangan yang sangat baik, dan film yang kelas atas. Juga film The Philosopher yang seluruhnya syuting di Indonesia akan dirilis tahun ini.” Tambah Dino Patti Djalal.
Meski demikian Duta Besar Dino mengakui banyak yang harus disiapkan pemerintah jika ingin mengundang pihak luar, harus memberikan fasilitas, harus proaktif dan punya pola fikir yang berbeda karena banyak opsi lain yang juga diberikan oleh negara seperti Thailand dan Filipina. Ia mengatakan kepada industri perfilman Hollywood biaya perfilman bisa dihemat sampai 25 persen dibandingkan biaya pembuatan di Amerika.
Nicholas Saputra aktor pemeran utama film Janji Joni yang hadir dalam acara pembukaan festival mengatakan banyak perubahan pada industri perfilman Indonesia.
“Kesempatan untuk memutar film-film Indonesia, baik yang baru maupun yang cukup lama dalam 10 tahun ini, sangat menyenangkan jadi bisa memperlihatkan perkembangan filmnya bisa melihat variasi temanya,” kata Nicholas Saputra.
Sarah Henriet seorang pekerja di sebuah organisasi nir laba di Washington DC menonton film Lovely Man tentang seorang waria yang bertemu lagi dengan anak perempuan yang ditinggalkannya sejak balita. Ia ingin festival ini disertai diskusi film.
“Sangat menarik bagi saya untuk melihat sisi yang sangat berbeda dari masyarakat Indonesia yang jarang kita dengar dan tidak kita saksikan di media, jadi sangat membuka wawasan. Saya berharap ada diskusi mengenai film ini, mengenai apa yang terjadi mengenai sisi tersebut di Indonesia,” kata Sarah Henriet.
Dua penonton lainnya Mark Keithspand dan Njambi dari masyarakat seni Washington mengaku terkesan dengan kejujuran film Lovely Man dan mengakui penampilan luar biasa Donny Damara sang pemeran utama. Mereka berharap ajang perfilman ini akan berlanjut setiap tahun.
Duta Besar RI untuk AS, Dino Patti Djalal yang membuka festival film ini mengatakan cukup puas dengan antusiasme masyarakat Indonesia dan Amerika akan festival ini. Tiket pertunjukan gratis yang harus dipesan secara online habis beberapa hari menjelang pelaksanaan festival.
“Jadi saya sangat terkesan dengan adanya respon dari masyarakat setempat. Yang jelas kita akan adakan assessment sampai hari ketiga dan kalau memang pasarnya bagus tentu kita akan merencanakan kegiatan yang lebih rutin,” kata Duta Besar Dino.
Dino Patti Djalal mengatakan melalui festival ini KBRI ingin memperkenalkan perkembangan filmIndonesia kepada masyarakat lokal sekaligus mempromosikan Indonesia sebagai negara lokasi syuting bagi industri film Hollywood.
“Beberapa waktu lalu saya menerima produser film Amerika Michael Mann, ia adalah produser film collateral seperti Heat dan Miami Vice, produser terkenal Hollywood, dia akan syuting di Indonesia tahun ini, jadi ini perkembangan yang sangat baik, dan film yang kelas atas. Juga film The Philosopher yang seluruhnya syuting di Indonesia akan dirilis tahun ini.” Tambah Dino Patti Djalal.
Meski demikian Duta Besar Dino mengakui banyak yang harus disiapkan pemerintah jika ingin mengundang pihak luar, harus memberikan fasilitas, harus proaktif dan punya pola fikir yang berbeda karena banyak opsi lain yang juga diberikan oleh negara seperti Thailand dan Filipina. Ia mengatakan kepada industri perfilman Hollywood biaya perfilman bisa dihemat sampai 25 persen dibandingkan biaya pembuatan di Amerika.
Nicholas Saputra aktor pemeran utama film Janji Joni yang hadir dalam acara pembukaan festival mengatakan banyak perubahan pada industri perfilman Indonesia.
“Kesempatan untuk memutar film-film Indonesia, baik yang baru maupun yang cukup lama dalam 10 tahun ini, sangat menyenangkan jadi bisa memperlihatkan perkembangan filmnya bisa melihat variasi temanya,” kata Nicholas Saputra.
Sarah Henriet seorang pekerja di sebuah organisasi nir laba di Washington DC menonton film Lovely Man tentang seorang waria yang bertemu lagi dengan anak perempuan yang ditinggalkannya sejak balita. Ia ingin festival ini disertai diskusi film.
“Sangat menarik bagi saya untuk melihat sisi yang sangat berbeda dari masyarakat Indonesia yang jarang kita dengar dan tidak kita saksikan di media, jadi sangat membuka wawasan. Saya berharap ada diskusi mengenai film ini, mengenai apa yang terjadi mengenai sisi tersebut di Indonesia,” kata Sarah Henriet.
Dua penonton lainnya Mark Keithspand dan Njambi dari masyarakat seni Washington mengaku terkesan dengan kejujuran film Lovely Man dan mengakui penampilan luar biasa Donny Damara sang pemeran utama. Mereka berharap ajang perfilman ini akan berlanjut setiap tahun.
VoA untuk jurnalterkini
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !