Meranti, Riau, (Jurnal) – Pembangunan Jembatan Selat Rengit di Pulau Merbau bukan bermaksud untuk bermegah-megahan, tetapi untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, kata Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasir.
"Selain membuka isolasi daerah, jembatan tersebut akan meningkatkan mobilitas ekonomi dan menjadi jalur masuk bagi fasilitas listrik ke Kecamatan Pulau Merbau," katanya saat membuka Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Pulau Merbau Tahun Anggaran 2014 di Desa Semukut, Kamis (7/2).
Bupati Irwan Nasir mengharapkan masyarakat Pulau Merbau mendukung sepenuhnya upaya Pemkab Kepulauan Meranti membangun jembatan yang menghubungkan Pulau Tebingtinggi dan Pulau Merbau tersebut.
Pembangunan jembatan yang diperkirakan menghabiskan dana sekitar Rp 450 miliar tersebut akan dibiayai secara "multiyears". Ia menargetkan jembatan ini bisa selesai dalam tiga tahun. Saat ini material pembangunan jembatan sudah mulai didatangkan.
“Jembatan ini dimaksudkan untuk membuka isolasi daerah. Memudahkan akses masyarakat menuju pasar sehingga meningkatkan dan memudahkan transportasi barang dan orang. Terlebih penting lagi, jembatan ini akan jadi akses masuk jaringan listrik PLN,” jelas Irwan disambut tepuk meriah warga.
Pernyataan Irwan itu juga menjawab harapan masyarakat Pulau Merbau melalui Camat Wan Abdul Malik mengenai kondisi rumah warga yang belum mendapatkan penerangan listrik PLN.
Irwan menambahkan, nanti jaringan listrik untuk Pulau Merbau akan diupayakan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Siak. PLTU tersebut memang disiapkan untuk pasokan listrik di Siak, Meranti, dan Bengkalis.
“Di Pulau Merbau ini jumlah penduduk miskinnya tertinggi di Kepulauan Meranti. Dengan jembatan kita harap akses masyarakat terbuka lebar sehingga kehidupan ekonomi jadi lebih baik. Kita juga tetap menyedia ADD sebesar Rp 500 juta sampai Rp 600 juta per desa meski di kecamatan ada pemekaran jadi 11 desa yang semula tujuh desa,” papar dia.
Sementara itu Camat Pulau Merbau Wan Abdul Malik dan anggota DPRD Meranti dari dapil Pulau Merbau Edi Masyudi sama-sama menyampaikan semenisasi jalan merupakan kebutuhan mendesak. Kondisi jalan semen yang rusak dan jalan tanah yang belum tersentuh semenisasi masih panjang di pulau tersebut.
“Terutama jalan antardesa. Kami harapkan ini menjadi prioritas agar tahun depan semua jalan yang menghubungkan antardesa sudah disemen,” pinta Camat.
Di antara kondisi jalan yang parah tersebut adalah jalan yang menghubungkan Desa Semukut-Desa Ketapang, Desa Semukut-Desa Centai, Desa Batang Meranti-Desa Renak Dungun, dan Desa Merbau-Desa Baran Melintang. Selain itu warga juga mengusulkan prioritas pembangunan jalan desa yang sudah mendesak seperti semenisasi Jalan Juling Desa Semukut dan perbaikan jalan ambruk di Desa Ketapang.(Is/hms)
"Selain membuka isolasi daerah, jembatan tersebut akan meningkatkan mobilitas ekonomi dan menjadi jalur masuk bagi fasilitas listrik ke Kecamatan Pulau Merbau," katanya saat membuka Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Pulau Merbau Tahun Anggaran 2014 di Desa Semukut, Kamis (7/2).
Jembatan Selat Rengit Meranti (foto: internet) |
Pembangunan jembatan yang diperkirakan menghabiskan dana sekitar Rp 450 miliar tersebut akan dibiayai secara "multiyears". Ia menargetkan jembatan ini bisa selesai dalam tiga tahun. Saat ini material pembangunan jembatan sudah mulai didatangkan.
“Jembatan ini dimaksudkan untuk membuka isolasi daerah. Memudahkan akses masyarakat menuju pasar sehingga meningkatkan dan memudahkan transportasi barang dan orang. Terlebih penting lagi, jembatan ini akan jadi akses masuk jaringan listrik PLN,” jelas Irwan disambut tepuk meriah warga.
Pernyataan Irwan itu juga menjawab harapan masyarakat Pulau Merbau melalui Camat Wan Abdul Malik mengenai kondisi rumah warga yang belum mendapatkan penerangan listrik PLN.
Irwan menambahkan, nanti jaringan listrik untuk Pulau Merbau akan diupayakan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Siak. PLTU tersebut memang disiapkan untuk pasokan listrik di Siak, Meranti, dan Bengkalis.
“Di Pulau Merbau ini jumlah penduduk miskinnya tertinggi di Kepulauan Meranti. Dengan jembatan kita harap akses masyarakat terbuka lebar sehingga kehidupan ekonomi jadi lebih baik. Kita juga tetap menyedia ADD sebesar Rp 500 juta sampai Rp 600 juta per desa meski di kecamatan ada pemekaran jadi 11 desa yang semula tujuh desa,” papar dia.
Sementara itu Camat Pulau Merbau Wan Abdul Malik dan anggota DPRD Meranti dari dapil Pulau Merbau Edi Masyudi sama-sama menyampaikan semenisasi jalan merupakan kebutuhan mendesak. Kondisi jalan semen yang rusak dan jalan tanah yang belum tersentuh semenisasi masih panjang di pulau tersebut.
“Terutama jalan antardesa. Kami harapkan ini menjadi prioritas agar tahun depan semua jalan yang menghubungkan antardesa sudah disemen,” pinta Camat.
Di antara kondisi jalan yang parah tersebut adalah jalan yang menghubungkan Desa Semukut-Desa Ketapang, Desa Semukut-Desa Centai, Desa Batang Meranti-Desa Renak Dungun, dan Desa Merbau-Desa Baran Melintang. Selain itu warga juga mengusulkan prioritas pembangunan jalan desa yang sudah mendesak seperti semenisasi Jalan Juling Desa Semukut dan perbaikan jalan ambruk di Desa Ketapang.(Is/hms)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !