 |
| Suasana duka menyelimuti prosesi pemakaman Serma (Purn) Sutrisno |
Meranti, Riau (Jurnal) - Secara kelembagaan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Meranti, Provinsi Riau dan masyarakat Meranti pada Minggu (7/4) berduka atas wafatnya purnawirawan TNI AL, Sersan Mayor Sutrisno, ayahanda Suci W politisi perempuan PDIP yang juga anggota DPRD Meranti.
Almarhum Sutrisno bin Joyontono (71thn) menyandang pangkat terakhir sersan mayor lahir di Blitar, Jawa Timur pada 20 agustus 1942.
Sebelum menghadap Sang Khalik, Minggu 7 April 2013 sekitar pukul 06,00 wib di ruangan ICU RSUD Selatpanjang setelah sepekan dirawat insentif di salah satu rumah sakit ternama di Batam Provinsi Kepri.
Dalam perjalanan hidupnya, almarhum menghabiskan masa tuanya bersama istri dan anak-anaknya, disalah satu rumah bercat merah yang melambangkan kebesaran salah satu parpol di Jalan Pertanian, Gelora, Kelurahan Selatpanjang Kota, Kecamatan Tebingtinggi.
“Bapak menghembuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 06.00 WIB tadi pagi," kata Daru Wakito yang selalu setia menunggui orang tuanya selama menjalani perawatan di RSUD Selatpanjang,
Daru Waskito yang juga caleg Partai Amanat Nasional dapil Selatpanjang itu menambahkan selain dilakukan perawatan insentif oleh tim medis RSUD.
"Kita dari keluarga terus berupaya semaksimal mungkin bagaimana Bapak bisa sembuh dari komanya. Bahkan saya baru kali ini bermunajat kepada Allah dan menangis tersedu-sedu. Saya hanya berharap kepada Allah,agar orang tua saya,diberi panjang umur dan bisa menyaksikan keberhasilan saya kelak. Namun Allah berkehendak lain, tapi inilah kodrat manusia yang harus kita terima," tuturnya.
Semasa hidupnya, almarhum termasuk figur yang mudah bergaul, tak peduli anak anak, dewasa maupun orang sebayanya. Hanya saja, dalam beberapa tahun belakangan, penyakit yang dideritanya sangat kompleks, ditambah usianya yang sudah senja, membuat almarhum sempat dirawat di rumah sakit.
Saat masih aktif di kesatuan, hidupnya selalu berpindah-pindah sesuai tugas yang diberikan pimpinan. Bahkan atas keberhasilanya dalam menjalankan tugas, khususnya mengabdikan diri kepada bangsa dan negara di Indonesia bagian timur, berbagai penghargaan pun disabetnya.
"Baginya penghargaan tidak ada artinya jika kerjanya tidak bisa bermanfaat bagi orang banyak. Itulah yang ditanamkan kepada kami selaku anak," kata Daru Waskito
Dari pantauan wartawan ini, sanak famili, serta rekan-rekan seprofesinya hadir di rumah duka hingga mensholatkan musolla sebelum dikebumikan di pemakaman umum Jalan Kesehatan, Selatpanjang.
Anggota DPRD Meranti yang juga politisi Partai Hanura HM Adiel SH melalui selulernya menyatakan dirinya dan segenap anggota Komisi II turut berduka cita, apalagi orang tua Suci itu dikenal dekat dengan semua kalangan.
Semoga amal ibadah almarhum diterima di sisi Allah, dan keluarga yang ditinggal diberi ketabahan, Amin. (isk/def)
Almarhum Sutrisno bin Joyontono (71thn) menyandang pangkat terakhir sersan mayor lahir di Blitar, Jawa Timur pada 20 agustus 1942.
Sebelum menghadap Sang Khalik, Minggu 7 April 2013 sekitar pukul 06,00 wib di ruangan ICU RSUD Selatpanjang setelah sepekan dirawat insentif di salah satu rumah sakit ternama di Batam Provinsi Kepri.
Dalam perjalanan hidupnya, almarhum menghabiskan masa tuanya bersama istri dan anak-anaknya, disalah satu rumah bercat merah yang melambangkan kebesaran salah satu parpol di Jalan Pertanian, Gelora, Kelurahan Selatpanjang Kota, Kecamatan Tebingtinggi.
“Bapak menghembuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 06.00 WIB tadi pagi," kata Daru Wakito yang selalu setia menunggui orang tuanya selama menjalani perawatan di RSUD Selatpanjang,
Daru Waskito yang juga caleg Partai Amanat Nasional dapil Selatpanjang itu menambahkan selain dilakukan perawatan insentif oleh tim medis RSUD.
"Kita dari keluarga terus berupaya semaksimal mungkin bagaimana Bapak bisa sembuh dari komanya. Bahkan saya baru kali ini bermunajat kepada Allah dan menangis tersedu-sedu. Saya hanya berharap kepada Allah,agar orang tua saya,diberi panjang umur dan bisa menyaksikan keberhasilan saya kelak. Namun Allah berkehendak lain, tapi inilah kodrat manusia yang harus kita terima," tuturnya.
Semasa hidupnya, almarhum termasuk figur yang mudah bergaul, tak peduli anak anak, dewasa maupun orang sebayanya. Hanya saja, dalam beberapa tahun belakangan, penyakit yang dideritanya sangat kompleks, ditambah usianya yang sudah senja, membuat almarhum sempat dirawat di rumah sakit.
Saat masih aktif di kesatuan, hidupnya selalu berpindah-pindah sesuai tugas yang diberikan pimpinan. Bahkan atas keberhasilanya dalam menjalankan tugas, khususnya mengabdikan diri kepada bangsa dan negara di Indonesia bagian timur, berbagai penghargaan pun disabetnya.
"Baginya penghargaan tidak ada artinya jika kerjanya tidak bisa bermanfaat bagi orang banyak. Itulah yang ditanamkan kepada kami selaku anak," kata Daru Waskito
Dari pantauan wartawan ini, sanak famili, serta rekan-rekan seprofesinya hadir di rumah duka hingga mensholatkan musolla sebelum dikebumikan di pemakaman umum Jalan Kesehatan, Selatpanjang.
Anggota DPRD Meranti yang juga politisi Partai Hanura HM Adiel SH melalui selulernya menyatakan dirinya dan segenap anggota Komisi II turut berduka cita, apalagi orang tua Suci itu dikenal dekat dengan semua kalangan.
Semoga amal ibadah almarhum diterima di sisi Allah, dan keluarga yang ditinggal diberi ketabahan, Amin. (isk/def)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !