Karimun, Kepri (Jurnal) - Gagasan membangun jembatan yang menghubungkan sejumlah pulau dari Kabupaten Pelalawan, Riau menuju Karimun hingga Kukup, Johor, Malaysia membutuhkan anggaran sekitar Rp115,4 triliun
Perkiraan anggaran sebesar itu terungkap dalam presentasi tenaga ahli Dinas Pekerjaan Umum Karimun Eeng Suhara dalam penandatanganan kerja sama pembangunan jembatan tersebut antara Bupati Karimun Nurdin Basirun dan Bupati Pelalawan Muhammad Aris di halaman kediaman dinas Bupati Nurdin Basirun, Kamis (16/5) malam.
Eeng Suhara memaparkan, panjang keseluruhan jembatan diperkirakan 37,1 kilometer dengan nama jembatan Kajori (Karimun, Johor, Riau).
Jembatan yang dibangun yaitu Jembatan I antara Pulau Karimun Anak ke Kukup sepanjang 17.500 meter. Jembatan II antara Pulau Karimun Anak dan Pulau Karimun Besar sepanjang 1.100 meter. Jembatan III menghubungkan Pulau Karimun Besar dan Pulau Parit 3.200 meter. Jembatan IV antara Pulau Parit dan Pulau Lumut 120 meter.
Sedangkan Jembatan V yaitu menyambungkan Pulau Lumut ke Pulau Papan 270 meter. Jembatan VI antara Pulau Papan dan Pulau Belat 240 meter. Jembatan VII antara Pulau Belat dan Pulau Kundur 350 meter. Dan, Jembatan IX menghubungkan Pulau Kundur dan Pelalawan sepanjang 13.000 meter.
Landasan pembangunan Jembatan Kajori yaitu pembangunan infrastruktur jalan, jembatan yang menghubungkan negara di Asia yang sudah dicanangkan sejak 1990-an serta diatur dalam Peraturan Presiden No7/2010 tentang Pengesahan atau Persetujuan Antarnegara tentang Jaringan Jalan Asia.
Eeng menjelaskan, Jembatan Kajori akan memiliki magnet bagi perekonomian, pariwisata dan sektor lainnya di Karimun, Pelalawan, Sumatera bahkan nasional.
Jika dibandingkan dengan Jembatan Selat Sunda, menurut dia ukurannya lebih kecil tapi manfaatnya sangat besar karena bakal menjadi gerbang perdagangan global menuju Indonesia.
"Anggarannya juga lebih rendah dari Selat Sunda yang mencapai Rp150 triliun," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Karimun Nurdin Basirun mengatakan ide pembangunan Jembatan Kajori seyogianya pernah mencuat pada zaman Presiden Soeharto.
"Jika beberapa tahuh lalu pernah dipikirkan, maka alangkah bagusnya kalau saat ini kita wujudkan mimpi besar ini," kata Nurdin.
Ia berharap pembangunan jembatan tersebut mendapat respons dari pusat sehingga dapat menyongsong era ekonomi Asia pada 2021.
"Tidak mungkin negara tetangga tidak membantu membangun bersama-sama," ucapnya.
Sementara itu, Bupati Pelalawan M Aris mengatakan, gagasan Jembatan Kajori sudah ia mulai dengan pembangunan infrastruktur jalan, listrik dan kerja sama dengan beberapa negara, seperti Korea di bidang budaya, Jepang di bidang teknologi dan Austria.
Dalam penandatanganan MoU itu, kedua pemerintah kabupaten juga menandatangani MoU kerja sama antar-SKPD dan pendirian sekretariat bersama Jembatan Kajori. (rdi)
Perkiraan anggaran sebesar itu terungkap dalam presentasi tenaga ahli Dinas Pekerjaan Umum Karimun Eeng Suhara dalam penandatanganan kerja sama pembangunan jembatan tersebut antara Bupati Karimun Nurdin Basirun dan Bupati Pelalawan Muhammad Aris di halaman kediaman dinas Bupati Nurdin Basirun, Kamis (16/5) malam.
Eeng Suhara memaparkan, panjang keseluruhan jembatan diperkirakan 37,1 kilometer dengan nama jembatan Kajori (Karimun, Johor, Riau).
Jembatan yang dibangun yaitu Jembatan I antara Pulau Karimun Anak ke Kukup sepanjang 17.500 meter. Jembatan II antara Pulau Karimun Anak dan Pulau Karimun Besar sepanjang 1.100 meter. Jembatan III menghubungkan Pulau Karimun Besar dan Pulau Parit 3.200 meter. Jembatan IV antara Pulau Parit dan Pulau Lumut 120 meter.
Sedangkan Jembatan V yaitu menyambungkan Pulau Lumut ke Pulau Papan 270 meter. Jembatan VI antara Pulau Papan dan Pulau Belat 240 meter. Jembatan VII antara Pulau Belat dan Pulau Kundur 350 meter. Dan, Jembatan IX menghubungkan Pulau Kundur dan Pelalawan sepanjang 13.000 meter.
Landasan pembangunan Jembatan Kajori yaitu pembangunan infrastruktur jalan, jembatan yang menghubungkan negara di Asia yang sudah dicanangkan sejak 1990-an serta diatur dalam Peraturan Presiden No7/2010 tentang Pengesahan atau Persetujuan Antarnegara tentang Jaringan Jalan Asia.
Eeng menjelaskan, Jembatan Kajori akan memiliki magnet bagi perekonomian, pariwisata dan sektor lainnya di Karimun, Pelalawan, Sumatera bahkan nasional.
Jika dibandingkan dengan Jembatan Selat Sunda, menurut dia ukurannya lebih kecil tapi manfaatnya sangat besar karena bakal menjadi gerbang perdagangan global menuju Indonesia.
"Anggarannya juga lebih rendah dari Selat Sunda yang mencapai Rp150 triliun," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Karimun Nurdin Basirun mengatakan ide pembangunan Jembatan Kajori seyogianya pernah mencuat pada zaman Presiden Soeharto.
"Jika beberapa tahuh lalu pernah dipikirkan, maka alangkah bagusnya kalau saat ini kita wujudkan mimpi besar ini," kata Nurdin.
Ia berharap pembangunan jembatan tersebut mendapat respons dari pusat sehingga dapat menyongsong era ekonomi Asia pada 2021.
"Tidak mungkin negara tetangga tidak membantu membangun bersama-sama," ucapnya.
Sementara itu, Bupati Pelalawan M Aris mengatakan, gagasan Jembatan Kajori sudah ia mulai dengan pembangunan infrastruktur jalan, listrik dan kerja sama dengan beberapa negara, seperti Korea di bidang budaya, Jepang di bidang teknologi dan Austria.
Dalam penandatanganan MoU itu, kedua pemerintah kabupaten juga menandatangani MoU kerja sama antar-SKPD dan pendirian sekretariat bersama Jembatan Kajori. (rdi)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !