Karimun (Jurnal) - Wakil Ketua Komisi A DPRD Karimun, Kepulauan Riau Zulfikar, meminta Dinas Pertambangan dan Energi memanggil manajemen PT Karimun Granite di Pasir Panjang, Meral Barat untuk mempertanyakan lentingan granit yang nyaris menghantam warga pada Sabtu pekan lalu.
 |
| Penambangan granit PT Karimun Granite di Pasir Panjang, Meral (msp-solution,com) |
"Distamben harus turun ke lapangan untuk mengusut kasus lentingan batu granit saat proses 'blasting' yang memasuki pemukiman dan nyaris menghantam warga," katanya di Tanjung Balai Karimun, Selasa (30/7).
Zulfikar menilai lentingan batu granit yang memasuki pemukiman penduduk di Pasir Panjang sebuah kecerobohan manajemen PT KG.
"Blasting granit harus memperhitungkan daya lentingan agar tidak membahayakan warga. Kami menilai PT KG mengabaikan prosedur standar dalam penambangan," kata dia.
Pengusutan oleh Distamben, menurut dia agar semuanya menjadi jelas terkait sejauhmana penerapan SOP dalam proses blasting.
"Biasanya ada SOP-nya, tidak bisa seenaknya melakukan peledakan tanpa mempertimbangkan keselamatan warga di sekitar. Ini menyangkut nyawa manusia, bayangkan saja kalau bongkah batu granit yang sangat keras menghantam kepala manusia," katanya.
Ia juga meminta Distamben mengusut izin analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) yang dimiliki PT KG.
"Izin Amdal mencakup semua aspek, terutama mengenai dampak terhadap masyarakat dan lingkungan serta cara dan komitmen perusahaan untuk mengatasinya," tuturnya.
Dia juga mempertanyakan izin yang dikantongi PT KG mengingat izin kontrak karya yang dikantongi perusahaan tersebut sempat menjadi polemik beberapa waktu lalu.
"Masalah perizinan PT KG harus dijelaskan secara transparan karena daerah juga punya kewenangan untuk mengawasi kegiatan penambangan, termasuk juga mengenai kontribusi dari penambangan ke kas daerah," ucapnya.
Diberitakan di media lokal, sejumlah batu granit menghantam pemukiman warga Pasir Panjang yang berasal dari penambangan PT KG di lereng Gunung Betina pada Sabtu sore pekan lalu.
Batu-batu tersebut menghujam ke tanah setelah melenting ke pemukiman namun tidak ada korban jiwa. (rus)
Zulfikar menilai lentingan batu granit yang memasuki pemukiman penduduk di Pasir Panjang sebuah kecerobohan manajemen PT KG.
"Blasting granit harus memperhitungkan daya lentingan agar tidak membahayakan warga. Kami menilai PT KG mengabaikan prosedur standar dalam penambangan," kata dia.
Pengusutan oleh Distamben, menurut dia agar semuanya menjadi jelas terkait sejauhmana penerapan SOP dalam proses blasting.
"Biasanya ada SOP-nya, tidak bisa seenaknya melakukan peledakan tanpa mempertimbangkan keselamatan warga di sekitar. Ini menyangkut nyawa manusia, bayangkan saja kalau bongkah batu granit yang sangat keras menghantam kepala manusia," katanya.
Ia juga meminta Distamben mengusut izin analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) yang dimiliki PT KG.
"Izin Amdal mencakup semua aspek, terutama mengenai dampak terhadap masyarakat dan lingkungan serta cara dan komitmen perusahaan untuk mengatasinya," tuturnya.
Dia juga mempertanyakan izin yang dikantongi PT KG mengingat izin kontrak karya yang dikantongi perusahaan tersebut sempat menjadi polemik beberapa waktu lalu.
"Masalah perizinan PT KG harus dijelaskan secara transparan karena daerah juga punya kewenangan untuk mengawasi kegiatan penambangan, termasuk juga mengenai kontribusi dari penambangan ke kas daerah," ucapnya.
Diberitakan di media lokal, sejumlah batu granit menghantam pemukiman warga Pasir Panjang yang berasal dari penambangan PT KG di lereng Gunung Betina pada Sabtu sore pekan lalu.
Batu-batu tersebut menghujam ke tanah setelah melenting ke pemukiman namun tidak ada korban jiwa. (rus)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !