Karimun, Kepri - Ketua Majelis Belia Felda Malaysia (MBFM) Encik Anuar bin Manaf menyatakan kasus penganiayaan terhadap tenaga kerja Indonesia di Malaysia terlalu dibesar-besarkan media sehingga memicu ketegangan hubungan antara sesama negara serumpun, Indonesia dan Malaysia.
"Isu itu (penganiayaan TKI) hanya isu kecil saja. Hanya media saja yang membesar-besarkan, baik media di Indonesia maupun Malaysia," kata Encik Anuar bin Manaf saat berkunjung ke Tanjung Balai Karimun, Kamis.
Menurut Anuar kasus penganiayaan TKI oleh majikan di Malaysia hanya satu atau dua kasus dan pelakunya tetap diproses sesuai hukum yang berlaku di negara jiran itu.
"Hukuman bagi majikan yang melakukan penganiayaan tidak pandang bulu, siapapun yang bersalah harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum," ucapnya.
Dia berharap media kedua negara secara objektif memberitakan berbagai permasalahan TKI sehingga tidak merusak hubungan kedua negara yang selama ini cukup erat dan harmonis.
"Kami juga akan mengusulkan kepada pemerintah agar mengubah peraturan sehingga memberikan perlindungan yang maksimal kepada para tenaga kerja asing dari upaya penyiksaaan oleh majikan. Dengan adanya perubahan peraturan itu diharapkan dapat menguntungkan kedua belah pihak," katanya.
Menurut dia, MBFM memiliki pengaruh cukup kuat dalam mendesak pemerintah untuk mengubah peraturan terkait perlindungan tenaga kerja asing.
"Kemampuan kami sangat besar karena kami berafiliasi dengan partai penguasa (UMNO)," ujarnya.
Dia mengatakan rombongan MBFM melawat ke Karimun dalam rangka kegiatan bakti sosial sekaligus mempererat hubungan antara pemuda Malaysia dan Kabupaten Karimun.
Rombongan akan melakukan kunjungan selama tiga hari dengan mengunjungi objek wisata Pantai Pongkar serta memberikan santunan ke panti asuhan dan pondok pesantren.
"Kedatangan kami merupakan wujud eratnya hubungan kami dengan masyarakat di sini," ucapnya.
Bupati Karimun Nurdin Basirun mengatakan kunjungan MBFM diharapkan menjadi wahana mempererat persaudaraan dan saling bertukar pengalaman dan wawasan.
"Kunjungan MBFM tidak hanya untuk mengenalkan objek wisata Karimun, tetapi untuk berbagi pengalaman dan wawasan, sebagai bangsa serumpun dan masih satu budaya, yaitu Melayu sudah selayaknya pemuda kedua negara membangun hubungan yang erat dan harmonis," katanya.
"Isu itu (penganiayaan TKI) hanya isu kecil saja. Hanya media saja yang membesar-besarkan, baik media di Indonesia maupun Malaysia," kata Encik Anuar bin Manaf saat berkunjung ke Tanjung Balai Karimun, Kamis.
Menurut Anuar kasus penganiayaan TKI oleh majikan di Malaysia hanya satu atau dua kasus dan pelakunya tetap diproses sesuai hukum yang berlaku di negara jiran itu.
"Hukuman bagi majikan yang melakukan penganiayaan tidak pandang bulu, siapapun yang bersalah harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum," ucapnya.
Dia berharap media kedua negara secara objektif memberitakan berbagai permasalahan TKI sehingga tidak merusak hubungan kedua negara yang selama ini cukup erat dan harmonis.
"Kami juga akan mengusulkan kepada pemerintah agar mengubah peraturan sehingga memberikan perlindungan yang maksimal kepada para tenaga kerja asing dari upaya penyiksaaan oleh majikan. Dengan adanya perubahan peraturan itu diharapkan dapat menguntungkan kedua belah pihak," katanya.
Menurut dia, MBFM memiliki pengaruh cukup kuat dalam mendesak pemerintah untuk mengubah peraturan terkait perlindungan tenaga kerja asing.
"Kemampuan kami sangat besar karena kami berafiliasi dengan partai penguasa (UMNO)," ujarnya.
Dia mengatakan rombongan MBFM melawat ke Karimun dalam rangka kegiatan bakti sosial sekaligus mempererat hubungan antara pemuda Malaysia dan Kabupaten Karimun.
Rombongan akan melakukan kunjungan selama tiga hari dengan mengunjungi objek wisata Pantai Pongkar serta memberikan santunan ke panti asuhan dan pondok pesantren.
"Kedatangan kami merupakan wujud eratnya hubungan kami dengan masyarakat di sini," ucapnya.
Bupati Karimun Nurdin Basirun mengatakan kunjungan MBFM diharapkan menjadi wahana mempererat persaudaraan dan saling bertukar pengalaman dan wawasan.
"Kunjungan MBFM tidak hanya untuk mengenalkan objek wisata Karimun, tetapi untuk berbagi pengalaman dan wawasan, sebagai bangsa serumpun dan masih satu budaya, yaitu Melayu sudah selayaknya pemuda kedua negara membangun hubungan yang erat dan harmonis," katanya.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !