Perairan Takong Hiu, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau terkenal dengan gelombangnya yang ganas, kapal-kapal yang berlayar di perairan tersebut harus waspada terutama pada malam hari.
Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Tanjung Balai Karimun Letkol Laut (P) Sawa melalui Palaksa Mayor Laut Ashari Sunan Abidin mengatakan, satu kapal yaitu KLM Bakau Rangsang GT 78 mengalami celaka pada SeniN (24/9) malam akibat ganasnya gelombang di perairan tersebut.
"KLM Bakau Rangsang tenggelam setelah lambung kapalnya pecah dan bocor terkena hantaman gelombang," kata Mayor Ashari.
Menurut dia, kapal tersebut mengangkut sekitar 150.000 kilogram atau 150 ton kelapa bulat dari Tanjungsamak, Rangsang, Meranti, Riau tujuan Port Klang, Malaysia.
Kapal yang sarat muatan dan melebihi kapasitas yang hanya berbobot 78 gross tonage (GT) tenggelam dengan cepat. Air laut masuk ke dalam kapal melalui lambung yang pecah dan bocor.
Kapal dan muatannya tenggelam dan tidak satupun yang berhasil diselamatkan.
Sementara itu, 5 awak termasuk nakhoda Jufrizal berhasil dievakuasi oleh kapal patroli Pos Pengamat Pembantu (Posmattu) TNI AL yang menggelar patroli di sekitar perairan Takong Hiu dan sekitarnya.
Proses penyelamatan juga dibantu oleh satu kapal tugboat yang kebetulan sedang berlayar di perairan tersebut.
"Awak kapal sudah pulang ke keluarganya, mereka semuanya selamat," ucapnya.
Lokasi tenggelamnya kapal tersebut, menurut dia berada antara perairan Rangsang dan Takong Hiu yang terkenal berombak ganas.
Perairan tersebut merupakan pusat pertemuan arus laut atau daerah pusaran air sehingga ombaknya relatif lebih besar, apalagi saat cuaca buruk.
Beberapa tahun lalu, KM Dumai Express 10 juga tenggelam pada November 2009 di perairan tersebut dan menimbulkan korban meninggal mencapai puluhan orang dan puluhan lainnya sampai saat ini belum ditemukan.
Tragedi tenggelamnya Dumai Express menambah daftar panjang kecelakaan kapal akibat hantaman ombak di perairan tersebut, selain itu sejumlah kapal kargo juga tenggelam dalam musibah yang sebagian besar terjadi pada malam hari.
Ketinggian gelombang di perairan Takong Hiu diperkirakan akan meningkat menjelang akhir tahun sehingga menuntut kewaspadaan pelaku pelayaran, terutama kapal-kapal yang berlayar menuju Singapura atau Malaysia.
Kalangan nelayan di Karimun meyakini bahwa "gelombang bungsu" di Takong Hiu sewaktu-waktu mencari korban. Gelombang bungsu, bukan gelombang yang pertama, tetapi yang terakhir. Gelombang inilah yang dapat mengakibatkan lambung kapal pecah dan bocor.
Selain di perairan Takong Hiu, musibah kecelakaan laut juga kerap terjadi di sekitar perairan Kecamatan Moro yang juga berada perairan lepas dan menjadi jalur pelayaran kapal-kapal tanker.
Pada dua bulan lalu, sedikitnya terdapat tiga kapal yang tenggelam akibat lambung bocor dihantam gelombang di perairan tersebut. (rdi)
Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Tanjung Balai Karimun Letkol Laut (P) Sawa melalui Palaksa Mayor Laut Ashari Sunan Abidin mengatakan, satu kapal yaitu KLM Bakau Rangsang GT 78 mengalami celaka pada SeniN (24/9) malam akibat ganasnya gelombang di perairan tersebut.
"KLM Bakau Rangsang tenggelam setelah lambung kapalnya pecah dan bocor terkena hantaman gelombang," kata Mayor Ashari.
Menurut dia, kapal tersebut mengangkut sekitar 150.000 kilogram atau 150 ton kelapa bulat dari Tanjungsamak, Rangsang, Meranti, Riau tujuan Port Klang, Malaysia.
Kapal yang sarat muatan dan melebihi kapasitas yang hanya berbobot 78 gross tonage (GT) tenggelam dengan cepat. Air laut masuk ke dalam kapal melalui lambung yang pecah dan bocor.
Kapal dan muatannya tenggelam dan tidak satupun yang berhasil diselamatkan.
Sementara itu, 5 awak termasuk nakhoda Jufrizal berhasil dievakuasi oleh kapal patroli Pos Pengamat Pembantu (Posmattu) TNI AL yang menggelar patroli di sekitar perairan Takong Hiu dan sekitarnya.
Proses penyelamatan juga dibantu oleh satu kapal tugboat yang kebetulan sedang berlayar di perairan tersebut.
"Awak kapal sudah pulang ke keluarganya, mereka semuanya selamat," ucapnya.
Lokasi tenggelamnya kapal tersebut, menurut dia berada antara perairan Rangsang dan Takong Hiu yang terkenal berombak ganas.
Perairan tersebut merupakan pusat pertemuan arus laut atau daerah pusaran air sehingga ombaknya relatif lebih besar, apalagi saat cuaca buruk.
Beberapa tahun lalu, KM Dumai Express 10 juga tenggelam pada November 2009 di perairan tersebut dan menimbulkan korban meninggal mencapai puluhan orang dan puluhan lainnya sampai saat ini belum ditemukan.
Tragedi tenggelamnya Dumai Express menambah daftar panjang kecelakaan kapal akibat hantaman ombak di perairan tersebut, selain itu sejumlah kapal kargo juga tenggelam dalam musibah yang sebagian besar terjadi pada malam hari.
Ketinggian gelombang di perairan Takong Hiu diperkirakan akan meningkat menjelang akhir tahun sehingga menuntut kewaspadaan pelaku pelayaran, terutama kapal-kapal yang berlayar menuju Singapura atau Malaysia.
Kalangan nelayan di Karimun meyakini bahwa "gelombang bungsu" di Takong Hiu sewaktu-waktu mencari korban. Gelombang bungsu, bukan gelombang yang pertama, tetapi yang terakhir. Gelombang inilah yang dapat mengakibatkan lambung kapal pecah dan bocor.
Selain di perairan Takong Hiu, musibah kecelakaan laut juga kerap terjadi di sekitar perairan Kecamatan Moro yang juga berada perairan lepas dan menjadi jalur pelayaran kapal-kapal tanker.
Pada dua bulan lalu, sedikitnya terdapat tiga kapal yang tenggelam akibat lambung bocor dihantam gelombang di perairan tersebut. (rdi)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !