Karimun, Kepri (Jurnal) - Anggota DPRD Karimun, Provinsi Kepulauan Riau HM Taufiq meminta dinas terkait menindak pangkalan dan pengecer BBM jenis premium bersubsidi "nakal" di Kecamatan Kundur Barat ditindak karena diduga menjadi penyebab kelangkaan.
"Kami sudah meminta camat agar mencabut izin pangkalan dan pengecer premium yang menyelewengkan kuota premium bersubsidi sehingga menimbulkan kelangkaan di Kundur Barat," katanya di Tanjung Balai Karimun, Kamis (21/3).
HM Taufiq mengaku heran kelangkaan premium dalam sepekan terakhir masih saja terjadi di Kundur Barat, padahal kondisi tersebut tidak lagi terjadi di Kecamatan Kundur.
Taufik yang berasal dari daerah pemilihan Kundur juga mempertanyakan kuota premium sebesar 200 kiloliter per bulan melalui APMS Eddy Virya Dharma untuk Kundur Barat, sementara persediaan premium di tingkat pangkalan dan pengecer habis.
"Kemana kuota 200 kiloliter itu, kami yakin kuota sebanyak itu masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kundur Barat. Kenyataannya, premium masih saja langka sehingga dikeluhkan masyarakat," katanya.
Ia menduga, premium bersubsidi di Kundur Barat diselewengkan dengan cara dijual ke luar Pulau Kundur sehingga mengurangi persediaan untuk masyarakat.
"Kuat dugaan premium di Kundur Barat dijual ke daerah lain, seperti ke Penyalai atau Selatpanjang. Akibatnya, kuota untuk Kundur Barat berkurang padahal menurut kami kuota tersebut masih mencukupi, apalagi pertumbuhan kendaraan tidak setinggi di Tanjung Balai Karimun," kata Taufiq yang diusung Partai Keadilan Sejahtera.
Dia mengatakan telah menghubungi langsung Camat Kundur Barat untuk mengawasi pendistribusian premium dari APMS ke pangkalan dan pengecer untuk memastikan tidak dijual ke daerah lain.
"Kami sudah menghubungi camat agar mencabut izin pangkalan dan pengecer 'nakal'," katanya.
Dia juga meminta tim monitoring BBM bersubsidi meningkatkan pengawasan mengingat premium bersubsidi merupakan hak masyarakat ekonomi lemah.
"Premium bersubsidi diperuntukkan untuk masyarakat menengah ke bawah, jadi kami berharap agar tim monitoring memastikan bahwa BBM tersebut benar-benar tepat sasaran," ujarnya. (rus)
"Kami sudah meminta camat agar mencabut izin pangkalan dan pengecer premium yang menyelewengkan kuota premium bersubsidi sehingga menimbulkan kelangkaan di Kundur Barat," katanya di Tanjung Balai Karimun, Kamis (21/3).
HM Taufiq mengaku heran kelangkaan premium dalam sepekan terakhir masih saja terjadi di Kundur Barat, padahal kondisi tersebut tidak lagi terjadi di Kecamatan Kundur.
Taufik yang berasal dari daerah pemilihan Kundur juga mempertanyakan kuota premium sebesar 200 kiloliter per bulan melalui APMS Eddy Virya Dharma untuk Kundur Barat, sementara persediaan premium di tingkat pangkalan dan pengecer habis.
"Kemana kuota 200 kiloliter itu, kami yakin kuota sebanyak itu masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kundur Barat. Kenyataannya, premium masih saja langka sehingga dikeluhkan masyarakat," katanya.
Ia menduga, premium bersubsidi di Kundur Barat diselewengkan dengan cara dijual ke luar Pulau Kundur sehingga mengurangi persediaan untuk masyarakat.
"Kuat dugaan premium di Kundur Barat dijual ke daerah lain, seperti ke Penyalai atau Selatpanjang. Akibatnya, kuota untuk Kundur Barat berkurang padahal menurut kami kuota tersebut masih mencukupi, apalagi pertumbuhan kendaraan tidak setinggi di Tanjung Balai Karimun," kata Taufiq yang diusung Partai Keadilan Sejahtera.
Dia mengatakan telah menghubungi langsung Camat Kundur Barat untuk mengawasi pendistribusian premium dari APMS ke pangkalan dan pengecer untuk memastikan tidak dijual ke daerah lain.
"Kami sudah menghubungi camat agar mencabut izin pangkalan dan pengecer 'nakal'," katanya.
Dia juga meminta tim monitoring BBM bersubsidi meningkatkan pengawasan mengingat premium bersubsidi merupakan hak masyarakat ekonomi lemah.
"Premium bersubsidi diperuntukkan untuk masyarakat menengah ke bawah, jadi kami berharap agar tim monitoring memastikan bahwa BBM tersebut benar-benar tepat sasaran," ujarnya. (rus)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !