Karimun, Kepri (Jurnal) - Harga bawang merah di pasar tradisional Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, naik 200 persen dari Rp20.000 menjadi Rp60.000 per kilogram, Sabtu.
"Harga bawang merah naik menjadi Rp60.000 pekan lalu. Kami sudah tidak lagi menjual bawang merah karena tidak kebagian pasokan," kata Inong, pedagang di Pasar Puakang Inong.
Inong mengaku tidak tahu persis penyebab terputusnya pasokan bawang merah sehingga memicu kelangkaan di pasar.
"Bawang merah dagangan kami dipasok melalui Batam, kami tidak tahu apa penyebabnya. Bisa jadi karena pengaruh kenaikan harga di daerah lain, seperti di Pulau Jawa. Atau, karena penyebab lain," ucapnya.
Menurut dia, kenaikan harga bawang merah turut berdampak pada omset penjualan. Warga juga banyak yang mengeluh dengan tingginya harga bumbu dapur tersebut.
"Kami pun tidak menginginkan harga bawang merah naik tinggi. Selain omset penjualan turun drastis, pembeli mengeluh karena harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membelinya," kata dia.
Pedagang lain Ijal mengaku menjual bawang merah seharga Rp50.000 per kilogram.
"Bawang dagangan saya merupakan stok pekan lalu. Itupun persediaan tinggal sedikit dan mungkin besok sudah habis," katanya.
Ia juga mengaku tidak mengetahui penyebab kelangkaan bawang merah sehingga memicu kenaikan harga.
"Kenaikan harga sangat ditentukan dengan kelancaran pasokan dari distributor. Kami pun tidak akan menaikkan harga kalau pasokan lancar,"
Mengenai bawang impor, ia mengatakan sudah tidak menjualnya karena pasokannya juga terputus.
"Kami dengar ada penangkapan bawang oleh petugas, tapi informasi ini belum tahu benar atau tidaknya," ucapnya.
Seorang warga Kapling, Mimi mengaku terpaksa mengeluarkan uang dua kali lipat untuk membeli bawang kebutuhan kenduri di rumahnya.
"Saya butuh 2 kilo untuk kenduri besok malam. Biasanya, saya keluar uang Rp40.000, sekarang menjadi Rp120.000," katanya.
Nia, warga lain mengatakan hal yang sama. "Saya beli bawang setengah kilo dengan harga Rp25.000," katanya.
Dia berharap pemerintah mengontrol harga bawang sehingga tidak memberatkan konsumen.
"Mudah-mudahan bukan karena ulah spekulan. Kami harap pemerintah mengawasi harga bawang di pasar," katanya lagi.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Karimun Muhammad Hasbi ketika dihubungi mengaku belum mengetahui kenaikan harga bawang di pasar.
"Nanti kami cek dulu. Kenaikan harga bawang kan masalah nasional. Kondisi sama juga terjadi di Pulau Jawa," ucapnya. (rdi)
"Harga bawang merah naik menjadi Rp60.000 pekan lalu. Kami sudah tidak lagi menjual bawang merah karena tidak kebagian pasokan," kata Inong, pedagang di Pasar Puakang Inong.
Inong mengaku tidak tahu persis penyebab terputusnya pasokan bawang merah sehingga memicu kelangkaan di pasar.
"Bawang merah dagangan kami dipasok melalui Batam, kami tidak tahu apa penyebabnya. Bisa jadi karena pengaruh kenaikan harga di daerah lain, seperti di Pulau Jawa. Atau, karena penyebab lain," ucapnya.
Menurut dia, kenaikan harga bawang merah turut berdampak pada omset penjualan. Warga juga banyak yang mengeluh dengan tingginya harga bumbu dapur tersebut.
"Kami pun tidak menginginkan harga bawang merah naik tinggi. Selain omset penjualan turun drastis, pembeli mengeluh karena harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membelinya," kata dia.
Pedagang lain Ijal mengaku menjual bawang merah seharga Rp50.000 per kilogram.
"Bawang dagangan saya merupakan stok pekan lalu. Itupun persediaan tinggal sedikit dan mungkin besok sudah habis," katanya.
Ia juga mengaku tidak mengetahui penyebab kelangkaan bawang merah sehingga memicu kenaikan harga.
"Kenaikan harga sangat ditentukan dengan kelancaran pasokan dari distributor. Kami pun tidak akan menaikkan harga kalau pasokan lancar,"
Mengenai bawang impor, ia mengatakan sudah tidak menjualnya karena pasokannya juga terputus.
"Kami dengar ada penangkapan bawang oleh petugas, tapi informasi ini belum tahu benar atau tidaknya," ucapnya.
Seorang warga Kapling, Mimi mengaku terpaksa mengeluarkan uang dua kali lipat untuk membeli bawang kebutuhan kenduri di rumahnya.
"Saya butuh 2 kilo untuk kenduri besok malam. Biasanya, saya keluar uang Rp40.000, sekarang menjadi Rp120.000," katanya.
Nia, warga lain mengatakan hal yang sama. "Saya beli bawang setengah kilo dengan harga Rp25.000," katanya.
Dia berharap pemerintah mengontrol harga bawang sehingga tidak memberatkan konsumen.
"Mudah-mudahan bukan karena ulah spekulan. Kami harap pemerintah mengawasi harga bawang di pasar," katanya lagi.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Karimun Muhammad Hasbi ketika dihubungi mengaku belum mengetahui kenaikan harga bawang di pasar.
"Nanti kami cek dulu. Kenaikan harga bawang kan masalah nasional. Kondisi sama juga terjadi di Pulau Jawa," ucapnya. (rdi)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !