Karimun, Kepri (Jurnal) - Wakil Bupati Karimun, Provinsi Kepulauan Riau Aunur Rafiq mengatakan, kesadaran warga sangat penting dalam mendukung program pemerintah daerah untuk mengentaskan anak jalanan.
"Program pengentasan anak jalanan sudah kita canangkan, namun kesadaran orang tua masih rendah sehingga mereka membiarkan anaknya di jalanan menjadi pengemis, tukang semir sepatu atau loper koran," katanya dalam acara memperingati Hari Anak Nasional di halaman rumah dinas Bupati Karimun, Selasa.
Aunur Rafiq mengatakan, warga sebenarnya dilarang untuk mempekerjakan anak karena melanggar Undang-undang No 23/2002 tentang Perlindungan Anak, namun pemerintah daerah masih mempertimbangkan untuk menindak karena sebetulnya mereka bisa dikenai sanksi pidana.
"Kita masih melakukan pembinaan melalui Dinas Sosial, Badan KB, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak," katanya.
Dia mengimbau warga agar tidak lagi mengeksploitasi anak dengan alasan kebutuhan ekonomi. Pemerintah daerah, kata dia, telah membuat program sekolah gratis, pelayanan kesehatan gratis bagi anak-anak jalanan.
"Beberapa waktu lalu, kita sudah menjaring dan mendata puluhan anak jalanan. Mereka kita sekolahkan secara gratis, sehingga tidak ada alasan bagi orang tua untuk menyuruh mereka bekerja," tuturnya.
Dia juga mengatakan, pengentasan anak jalanan membutuhkan kerja sama seluruh masyarakat. Momentum Hari Anak Nasional tersebut diharapkan mendorong terwujudnya anak-anak tidak mampu turut mengenyam pendidikan.
Dia mengaku kagum dengan penampilan anak-anak dalam peringatan Hari Anak Nasional. Mereka, menurut dia merupakan generasi muda yang harus diperhatikan pendidikan dan kesejahteraannya.
Dalam acara tersebut, beberapa anak tampil membacakan puisi, menyanyi dan pertunjukan kesenian sehingga mampu memukau tamu undangan.
"Anak-anak harus kita perhatikan pendidikannya sampai dia dewasa. Bakat dan kreativitasnya hendaknya kita dorong dan kita tampilkan dalam berbagai kegiatan sehingga mereka lebih mapan dalam menyongsong masa depan," katanya. (rus)
"Program pengentasan anak jalanan sudah kita canangkan, namun kesadaran orang tua masih rendah sehingga mereka membiarkan anaknya di jalanan menjadi pengemis, tukang semir sepatu atau loper koran," katanya dalam acara memperingati Hari Anak Nasional di halaman rumah dinas Bupati Karimun, Selasa.
Aunur Rafiq mengatakan, warga sebenarnya dilarang untuk mempekerjakan anak karena melanggar Undang-undang No 23/2002 tentang Perlindungan Anak, namun pemerintah daerah masih mempertimbangkan untuk menindak karena sebetulnya mereka bisa dikenai sanksi pidana.
"Kita masih melakukan pembinaan melalui Dinas Sosial, Badan KB, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak," katanya.
Dia mengimbau warga agar tidak lagi mengeksploitasi anak dengan alasan kebutuhan ekonomi. Pemerintah daerah, kata dia, telah membuat program sekolah gratis, pelayanan kesehatan gratis bagi anak-anak jalanan.
"Beberapa waktu lalu, kita sudah menjaring dan mendata puluhan anak jalanan. Mereka kita sekolahkan secara gratis, sehingga tidak ada alasan bagi orang tua untuk menyuruh mereka bekerja," tuturnya.
Dia juga mengatakan, pengentasan anak jalanan membutuhkan kerja sama seluruh masyarakat. Momentum Hari Anak Nasional tersebut diharapkan mendorong terwujudnya anak-anak tidak mampu turut mengenyam pendidikan.
Dia mengaku kagum dengan penampilan anak-anak dalam peringatan Hari Anak Nasional. Mereka, menurut dia merupakan generasi muda yang harus diperhatikan pendidikan dan kesejahteraannya.
Dalam acara tersebut, beberapa anak tampil membacakan puisi, menyanyi dan pertunjukan kesenian sehingga mampu memukau tamu undangan.
"Anak-anak harus kita perhatikan pendidikannya sampai dia dewasa. Bakat dan kreativitasnya hendaknya kita dorong dan kita tampilkan dalam berbagai kegiatan sehingga mereka lebih mapan dalam menyongsong masa depan," katanya. (rus)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !