Karimun (Jurnal) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, akan mengaktifkan kembali radio komunikasi untuk menginformasikan perkembangan cuaca ke kapal nelayan guna mencegah kecelakaan di laut.
"Tujuannya sebagai pencegahan setelah dua kapal nelayan tenggelam di perairan Pulau Abang, Batam, akibat cuaca buruk beberapa waktu lalu." kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Hazmi Yuliansyah di Tanjung Balai Karimun baru-baru ini.
Dengan informasi cuaca secara rutin disampaikan lewat radio, ia berharap nelayan yang sedang melaut dapat melakukan langkah antisipatif, setidaknya dengan berteduh di pulau-pulau kecil agar kapal tidak tenggelam diterjang gelombang.
Dia juga mengimbau nelayan menyiapkan perlengkapan keselamatan, seperti jaket pelampung untuk digunakan jika kapal sewaktu-waktu tenggelam akibat badai.
"Kami juga sudah menyebarkan jaket pelampung kepada nelayan tradisional, namun jumlahnya tentu masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan jumlah nelayan keseluruhan," ucapnya.
Mengenai tenggelamnya tujuh kapal nelayan Karimun dalam sebulan terakhir, ia mengaku belum menerima laporan terkait musibah tersebut.
"Yang kami tahu hanya dua kapal nelayan kita yang tenggelam di Pulau Abang, selain itu kami belum mendapat informasi," kata dia.
Dia juga mengatakan, tidak semua kapal nelayan berkoordinasi dengan pihaknya, karena perizinannya tidak semuanya diterbitkan oleh DKP Karimun.
"Kapal nelayan kami keluarkan izinnya 10 GT ke bawah dengan zona tangkap sampai 4 mil dari pantai, sedangkan kapal dengan bobot 10-30 GT diterbitkan provinsi dan 30 GT ke atas diterbitkan pusat. Surat Layak Operasi (SLO) kapal 10 GT ke atas juga bukan kami yang menerbitkannya," tuturnya.
Kepala Seksi Pengawasan DKP Karimun Yusufian mengatakan hal yang sama.
"Nelayan yang izinnya diterbitkan oleh pusat berkoordinasi langsung dengan pusat, tidak ke kami, sehingga kami juga tidak tahu operasionalnya," ucapnya.
Namun demikian, kata Yusufian, mengaku mendapat informasi adanya kapal nelayan Karimun yang tenggelam di Selat Karimata pada waktu hampir bersamaan dengan insiden tenggelamnya dua kapal di perairan Pulau Abang.
"Kapal nelayan yang tenggelam di Selat Karimata berbobot 30 GT, tapi informasi kami terima tidak ada korban jiwa, hanya yang di perairan Pulau Abang yang menelan korban jiwa sebanyak 4 orang," tambahnya. (antarakepri.com)
"Tujuannya sebagai pencegahan setelah dua kapal nelayan tenggelam di perairan Pulau Abang, Batam, akibat cuaca buruk beberapa waktu lalu." kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Hazmi Yuliansyah di Tanjung Balai Karimun baru-baru ini.
Dengan informasi cuaca secara rutin disampaikan lewat radio, ia berharap nelayan yang sedang melaut dapat melakukan langkah antisipatif, setidaknya dengan berteduh di pulau-pulau kecil agar kapal tidak tenggelam diterjang gelombang.
Dia juga mengimbau nelayan menyiapkan perlengkapan keselamatan, seperti jaket pelampung untuk digunakan jika kapal sewaktu-waktu tenggelam akibat badai.
"Kami juga sudah menyebarkan jaket pelampung kepada nelayan tradisional, namun jumlahnya tentu masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan jumlah nelayan keseluruhan," ucapnya.
Mengenai tenggelamnya tujuh kapal nelayan Karimun dalam sebulan terakhir, ia mengaku belum menerima laporan terkait musibah tersebut.
"Yang kami tahu hanya dua kapal nelayan kita yang tenggelam di Pulau Abang, selain itu kami belum mendapat informasi," kata dia.
Dia juga mengatakan, tidak semua kapal nelayan berkoordinasi dengan pihaknya, karena perizinannya tidak semuanya diterbitkan oleh DKP Karimun.
"Kapal nelayan kami keluarkan izinnya 10 GT ke bawah dengan zona tangkap sampai 4 mil dari pantai, sedangkan kapal dengan bobot 10-30 GT diterbitkan provinsi dan 30 GT ke atas diterbitkan pusat. Surat Layak Operasi (SLO) kapal 10 GT ke atas juga bukan kami yang menerbitkannya," tuturnya.
Kepala Seksi Pengawasan DKP Karimun Yusufian mengatakan hal yang sama.
"Nelayan yang izinnya diterbitkan oleh pusat berkoordinasi langsung dengan pusat, tidak ke kami, sehingga kami juga tidak tahu operasionalnya," ucapnya.
Namun demikian, kata Yusufian, mengaku mendapat informasi adanya kapal nelayan Karimun yang tenggelam di Selat Karimata pada waktu hampir bersamaan dengan insiden tenggelamnya dua kapal di perairan Pulau Abang.
"Kapal nelayan yang tenggelam di Selat Karimata berbobot 30 GT, tapi informasi kami terima tidak ada korban jiwa, hanya yang di perairan Pulau Abang yang menelan korban jiwa sebanyak 4 orang," tambahnya. (antarakepri.com)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !